Category: The books, comics, animes and the lessons they bring
Terlalu Malas
Halo semua, sudah lama sejak terakhir kali saya menulis di sini. Sebenernya nggak terlalu banyak yang terjadi, cuma akhir-akhir ini saya memiliki cara baru dalam menulis, saya menyebutnya dengan “Grateful, Aren’t You?”. Semacam tulisan pendek aja, notulensi tentang hal-hal baik yang terjadi pada saya dalam sehari, disertai sedikit ilustrasi dan link-link yang saya pikir bagus untuk disimak. Saat ini sudah sampai nomor 6 dan saya biasa menuliskannya di notes profil Facebook saya, kalau tertarik mungkin bisa berkunjung :)
Akhir-akhir ini udara panas luar biasa di siang hari dan hujan badai di malam hari, bikin mood jadi ajut-ajutan banget. Saya jadi males mau ngapain-ngapain. Serius, MALES NGAPAIN – NGAPAIN. Saya males ngerjain tugas (siapa yang enggak?), males kuliah, males ujian, saya males melakukan hal-hal yang saya sukai, saya males motret, saya bahkan males nulis, yang paling parah adalah saya males bersosialisasi, males ngobrol-ngobrol sama orang gitu loh, saya males haha hihi sama temen- temen saya. Rasanya semuanya membosankan gatau kenapa. Saya pikir itu cuma faktor PMS aja, tapi nyatanya sampai hari saya mendapatkan period saya rasa bosan dan males itu nggak kunjung hilang juga *menghela napas*
Satu-satunya hal yang bikin saya tertarik akhir-akhir ini adalah buku yang sedang saya baca yaitu, Buku Harian Anne Frank. Buku ini merupakan terjemahan asli dari buku harian Anne Frank, seorang remaja yang hidup pada masa perang dunia kedua (eh perang dunia pertama apa kedua ya?), itu loh, jaman dimana Nazi menyingkirkan semua Yahudi dengan Hollocaust-nya itu (semua Yahudi dimasukkan dalam ruang tertutup dimana kemudian diberikan gas mematikan).
Saya trenyuh bacanya, walaupun belum sampai selesai. Membayangkan tinggal selama itu di persembunyian, bertemu dengan orang yang itu-itu saja, tidak bisa bebas keluar, tidak bisa membeli ini itu, bahkan Anne Frank sendiri sempat menyebutkan bahwa satu-satunya hiburan baginya adalah belajar dan membaca buku. Ckckck. Menurut saya buku ini cukup bisa dinikmati walaupun sulit untuk menempatkan diri dengan latar pada saat itu karena deskripsi yang dituliskan oleh Ms.Frank memang tidak begitu detail, maklum saja ini kan buku harian.
Membayangkan diri saya berada di tengah kecemasan dan ketakutan seperti itu setipa harinya (bayangkan, setiap harinya mendengar bunyi bom dan ledakan), berita-bertia yang bisa didapatkan dari luar hanyalah berita tentang berapa banyak orang yang telah mati, makan ransum dan buncis hampir setiap hari, menikmati jatah mentega yang dibatasi, minum kopi palsu (saya bahkan nggak bisa membayangkan seperti apa wujud kopi palsu itu?). Betul-betul saya merasa bersyukur dengan kehidupan yang saya miliki sekarang.
Belum lagi saat itu Anne Frank sedang menjalani masa remajanya, masa penuh pemberontakan, masa pertama kali mendapatkan menstruasi, masa-masa dimana kita lebh mempercayai teman-teman kita daripada keluarga kita sendiri, masa dimana kita merasa tidak dimengerti dan tidak bisa mengerti orangtua kita, masa-masa membingungkan kalau menurut saya. Bayangkan menjalani masa itu dalam ruangan tertutup setiap harinya, saya sampai tidak tahu harus berkomentar apa.
Betapa ia dan seluruh keluarganya menunggu-nunggu hari dimana mereka bisa berkeliaran dengan bebas dan melakukan segala hal yang mereka senangi (yang mana hari itu tidak pernah datang, karena mereka semua akhirnya tertangkap, dan yang bertahan hidup tinggal ayah Anne, Otto Frank, yang kemudian mempublikasikan buku harian ini). Anne bahkan menunggu saat-saat dimana ia kembali duduk di bangku sekolah! Saya menangis bacanya, tapi saya memang cengeng sih hehe.

inspiring teenage girl
Lalu saya search tentnag Anne Frank ini di google, dan saya menemukan banyak hal. Ternyata buku hariannya sudah pernah difilmkan (kaya apa filmnnya ya? Ngebosenin nggak ya?) Trus rupa-rupanya ada websitenya juga http://www.annefrank.com/
lain kali saya akan coba mengeksplorasi lebih lanjut tentang Anne Frank ini, sementara itu, sekarang saya harus ke kampus dulu. Tadi ada yang nelpon nyuruh saya ikut daftar jadi “Mahasiswa Berprestasi”. Saya mau cek, dia salah orang apa nggak ya? Hehe
– D! –