#Pengakuan : Waktu SMA saya mengalami krisis PD yg mengganggu
Mumpung twitter lagi heboh dengan trending topic #pengakuan, saya pikir nggak ada salahnya juga kalau saya ikut-ikutan bikin pengakuan tentang beberapa hal yang belum pernah saya bagi kepada siapapun. Tidak dengan orangtua, tidak dengan adik-adik saya, tidak dengan pacar (oiya, saya kan nggak punya pacar ya?), tidak dengan gebetan saya, tidak dengan mantan saya, tidak pula dengan teman-teman terdekat saya saat ini. Yah, setidaknya tidak selengkap ini.
Sore ini saya bangun dari tidur siang karena mimpi yang tumben-tumbenan. Kenapa tumben-tumbenan? Karena saya mimpi tentang orang-orang yang udah lama banget tidak saya temui, beberapa cewek-cewek teman SMA saya, dan dalam mimpi itu kami merencanakan untuk pergi ke Malaysia untuk menyaksikan seniman modern dance dan kemudian mempelajari gerakannya. Aneh banget mimpinya. Pertama, saya nggak bisa nge-dance. Kedua, saya nggak mungkin banget ke Malaysia hanya untuk melihat pertunjukan modern dance (saya lebih memilih untuk pergi ke Malaysia untuk menyaksikan penari Indonesia membawakan sebuah tari tradisional). Ketiga, saya nggak mungkin banget bepergian lama-lama sama teman-teman saya yang ini, saya nggak bakalan merasa nyaman. Saya kategorikan mimpi ini sebagai salah satu mimpi yang nggak enak, tidak sampai menjadi mimpi buruk memang, tapi tetap tidak enak.
Munculnya mimpi ini membuat saya teringat terhadap kehidupan dan teman-teman saya sewaktu SMA, yang sejujurnya, tidak begitu saya nikmati. Kenapa? Waktu SMA saya mengalami sebuah krisis percaya diri yang lumayan mengganggu. Saya tidak pernah sedikitpun menyukai diri saya waktu itu. Kalau beberapa teman saya kemudian bilang, “ah tapi lo sekarang juga suka minderan”, percayalah, waktu saya SMA keadaannya lebih parah lagi. Memang sekarang pun saya suka berkelakar dan bilang bahwa “ah gue nggak bisa apa-apa” atau “ah gue sama sekali nggak punya hal yang menarik dalam diri gue” dan seterusnya dan seterusnya. Percayalah bahwa sebetulnya saya tidak seminder itu, sebetulnya saya cukup bangga dengan diri saya, dalam artian saya cukup nyaman dengan diri saya yang sekarang ini, dengan kemampuan yang saya miliki, dengan tampilan saya, dan lain-lain. Walaupun saya merasa masih banyak kekurangan di sana-sini dan seharusnya saya bisa lebih dari ini, saya merasa saya sudah cukup nyaman mengkespresikan diri saya seperti saya yang sekarang ini. WAktu SMA, jangan harap saya bisa melakukan sesuatu untuk mengembangkan diri saya, milih main sama siapa aja bingung, milih kesukaan saya aja bingung.
Oke, pengalaman SMA saya bukannya diisi dengan kegiatan saya di-bully oleh sekelompok senior sepanjang saya bersekolah, atau di-bully oleh teman-teman saya, atau tidak punya teman sama sekali, tidak, masa SMA saya tidak diisi dengan hal-hal seperti itu. Hanya saja pengalaman yang saya hayati, lingkungan di sekitar saya, dan semua tradisinya membuat saya tidak nyaman dengan diri saya sendiri, tidak suka dengan keadaan saya, dan selalu merasa berbeda dari kebanyakan teman-teman saya. Sewaktu saya SMA, saya terlalu banyak membohongi diri saya sendiri.
(bersambung)